Rabu, 27 Maret 2013

Catatan Tentang Kampung Halamanku Ampel Boyolali


Ampel
Dengan mengetik kata itu  di google search maka hasil penelusurannya  selain  link-link terkait adalah pengertian mengenai Ampel. Bahwa ampel itu:
1.       Sunan Ampel, seorang tokoh Walisongo . Bernama  asli Raden Rahmat yang lahir di Champa. 
2.       Kelurahan Ampel.  Tepatnya di kecamatan Semanggi kotamadya Surabaya Jawa Timur.  Tempat dimana Sunan Ampel dimakamkan. 
3.       Kecamatan Ampel. 

4.        Peta Ampel (kampung Arab Surabaya) 
5.        AMPEL singkatan dari  Advance Material and Process  Engineering Laboratory.  Dengan image Traffic Light

Yang akan kita bicarakan kali ini adalah Kecamatan Ampel , Kabupaten Boyolali dengan luas wilayah 8. 468.057.1 Ha. Terdiri dari 20 desa, 358 dukuh, 149 RW, 539 RT.
Menempuh perjalanan darat, Kecamatan Ampel  melewati   jalan raya Solo-Semarang. Dari  arah Solo, setelah Boyolali dan sebelum Salatiga.     

Dalam wikipedia yang menjabarkan tentang Hari Jadi Klaten, Ampel ternyata adalah sebuah kabupaten di masa kuasa Kanjeng Sinuhun Pakubuwana VII. Kapan tepatnya menjadi bagian dari kabupaten Boyolali secara administratif, sampai sekarang belum tahu karena wikipedia tentang kecamatan Ampel tidak membahas sejarah maupun hari jadinya. Mungkin juga tidak adanya sumber bukti sejarah yang valid mengenai hal tersebut


Riwayat

Nama Ampel diberikan oleh Ki Ageng Pandanarang saat  mengadakan perjalanan untuk wilayah yang dilewatinya  karena terdapat banyak sekali rumpun bambu Ampel atau biasa juga disebut  ‘Pring Ori’. Pring Ampel memiliki kekhasan dengan bentuk daunnya yang kecil. Diameter bambu Ampel  relative lebih kecil dari jenis  bambu  yang lain. Namun ruas  bambu Ampel bisa tumbuh membesar. Yang unik adalah warna keemasan dari bambu ampel ini dan rebungnya konon bisa sebagai  herbal alami untuk penyakit lever. Kadang kuning utuh tapi sesekali ada yang hanya semburat kuning di tiap ruasnya dengan dominasi warna hijau.

Rebung bambu Ampel  putih dan manis, enak untuk dimasak.

Sayangnya,  keberadaan rumpun bambu ini sudah sulit didapatkan. Banyak tegalan yang beralih fungsi jadi pemukiman sehingga rumpun bambu ini dibersihkan. Kalaupun ada rumpun bambu, lebih banyak jenis bambu Jawa dan apus karena lebih mudah berkembangbiak dan  lebih dibutuhkan.  Sepanjang Jalan Pantaran dimana kisahnya bermula masih bisa ditemui rumpun bambu jenis pring ori ini meski sudah jarang. Yang masih tersisa hanya di tanjakan menuju kota kecamatan [kalau dari arah Solo]. Hanya satu rumpun... Ya ALLAH.. semoga rumpun itu tidak dimusnahkan @_@*
Ampel, khususnya yang  berada di lereng Merapi dan Merbabu berhawa dingin.

from facebook YouandWe

Yang Ada Di Ampel

Di  Desa Sebata terdapat makam  pahlawan nasional Prof. Dr. Soeharso yang dijadikan nama sebuah Rumah Sakit ortopedi di Pabelan Surakarta.
image YunW_YouandWe
 Di Gladagsari, desa tempat kantor kecamatan berada, desa yang letaknya tetanggaan dengan kampungku, setiap hari  jadinya[= Merti Desa ] sering mengadakan karnaval pembangunan yang diikuti oleh warga dukuhnya. Karnaval tersebut mengambil rute dari alun-alun kecamatan, menuju Jalan Pantaran, dan berakhir di lapangan Belang. Menampilkan iring-iringan kesenian dan hasil bumi desa tersebut.
Ah, semoga semuanya makin peduli dengan keberadaan sampah saat acara berlangsung...

Adat  Istiadat Setempat

Sebagian  masyarakat masih melakukan tradisi ‘Sadranan’. Yakni membawa aneka rupa makanan jajanan pasar termasuk buah dalam wadah lalu bersama-sama  menuju makam.  Setelah sebelumnya dilakukan ‘Besik’ (membersihkan makam).  Disana dilakukan doa bersama-sama yang dipimpin ‘Modin’ (Pemuka Agama) lalu tukar- menukar  isi wadah, kadang sampai rebutan untuk dimakan  bersama atau dibawa pulang. Tradisi nyadran diadakan pada bulan-bulan tertentu dalam penanggalan hijriyah antara lain pada bulan Muharram atau sering disebut bulan Suro (hari Assyurra tanggal 10 Muharram), Rabi’ul Awal  atau Maulud (Maulid, lahirnya nabi Muhammad SAW), Shafar (Sapar), Sya’ban (Ruwah yakni bulan menjelang Ramadhan).  Setiap makam berbeda  pelaksanaannya tergantung kebijakan  dan kebiasaan masyarakat setempat.

Di sebagian dusun, jika nyadran ada yang mengadakan open house.  Persis budaya lebaran dengan saling mengunjungi. Bila sebagai teman, anda berniat sillaturakhim sebaiknya perut dalam keadaan kosong karena sang pemilik rumah tidak akan memperbolehkan anda pulang sebelum makan. Itupun mending kalau hanya mengunjungi satu rumah warga yang sedang punya gawe 'nyadran'. Anda harus pandai memberi ruang makan pada perut untuk rumah-rumah berikutnya yang akan dikunjungi  dan punya gawe serupa.

Tradisi Punggahan yakni   semacam kondangan untuk menyambut bulan Puasa. Dengan maksud mendapat kemaafan, membersihkan harta dengan bersedekah berupa makanan olahan dan dibagikan ke tetangga dekat, sekaligus memohon keberkahan agar bisa melaksanakan puasa. Makanan yang tidak boleh ditinggalkan dalam pelaksanaan punggahan ini adalah apem dan pisang. Filosofis apem itu adalah payung yang merupakan perlindungan dan pisang yang ibarat tongkat untuk menguatkan langkah. Perpaduan keduanya adalah tudung dan pegangannya. Pisang yang biasa dipergunakan jenis raja atau pulut.

Bancak'an adalah nasi kuluban (sayur bumbu urap) dilengkapi bubuk kedelai, telur rebus, ikan asin, tempe untuk dibagikan ke tetangga. biasanya untuk memperingati hari lahir ( masyarakat jawa menghitung dengan neptu/ hari pasaran: Legi, Paing, Pon, Wage, Kliwon). Peringatan ini dilakukan 35 hari sekali[:selapanan] semenjak bayi lahir sampai balita. Bila Si anak lahir Senin Pon maka setiap Senin Pon mengadakan bancak'an dengan mengundang anak-anak tetangga secara mulut ke mulut [: gethok tular] Tiap pincuk diberi uang receh, tapi sekarang lembaran seribuan atau duaribuan tergantung kemampuan. Alasan lain, sebagai wujud rasa syukur bertambahnya umur, diberi kesehatan, atau bertambahnya rizky (misalnya dapat motor baru ^_^) Kalau dibagikan pada anak2 biasanya  memakai pincuk.
Hal ini jadi kebiasaan yang baik untuk mengenalkan sayuran pada anak. Mereka menyukai apa yang disukai teman-temannya yang mengakrabkan mereka dengan makan bersama-sama. Juga mengajarkan pada anak untuk berbagi.
Bancak'an
Syukuran  kelahiran kadang diwujudkan dalam pemberian nasi kuning dilengkapi abon, kering tempe, dan telur dadar iris.
nasi kuning





Pasar Ampel
salah satu sudut pasar Ampel yang akan ramai di kios jajanan pasar bila musimnya'sadranan'

Pasar Ampel yang letaknya di desa Urutsewu adalah pusat  jual beli masyarakat sekitarnya.  Pasar yang telah dibangun secara modern berlantai tiga. Pintu gerbang utama dibuka jam 06.00-17.00 WIB. Meskipun demikian, kegiatan jual beli terus berlangsung selama 24 jam non stop di area sekitar pasar. Tidak perlu takut kemalaman karena setiap saat masih ada tenda-tenda PKL yang akan menawarkan berbagai menu masakan pilihan. Setiap pasaran Pon dan terutama Kliwon, pasar Ampel lebih pepak dan pastinya lebih ramai dari hari biasa.

Dulu, ketika aku masih kecil, jalan Pantaran dan jalan kampungku (Tegalsari) meski lengang namun bergiliran para bakul (pedagang) berjalan kaki dengan menggendong hasil panenannya ke pasar. Celoteh mereka, sapaan mereka, juga sesekali tetembangan ikut mengiringi mentari yang menguak pagi. Sepagi itu pula, gendongan mereka penuh sepulang dari pasar yang berisi kebutuhan  dan berbagai oleh-oleh untuk keluarga.
Sekarang, jalan memang ramai. Tapi penuh asap kendaraan bermotor, jarang yang berjalan kaki menikmati pagi. Ah, rindu sekali suasana yang lengang tapi damai itu...

Kios jajanan pasar selalu ramai oleh pembeli ketika ada wilayah yang 'Merti Desa' dan bila ada tradisi 'sadranan'

Menjelang lebaran 'Jejel Riyel' (penuh sesak). Penjual bunga 'kagetan' (pedagang pada waktu tertentu, musiman) telasih, kenanga, mawar yang biasanya untuk nyekar  menempati setiap sudut. Pengunjung  lain diantaranya ;
*Tiyang Ngargoloka  atau 'Wong Nggunung (Orang yang tinggal di pegunungan) mengajak seluruh anggota keluarganya turun ke pasar dengan menyewa kendaraan secara patungan.
**Tradisi Simbah (eyang) Angon Putu ( mengasuh cucu) ke pasar dan menuruti keinginan mereka beli jajanan.
***Ditambah para perantau yang mudik kian menambah jejalan di pasar Ampel  sebelum hari raya.

  • Dan, suasana akan berubah 180 derajat di hari raya yang telah ditetapkan Pemerintah Pusat, pasar Ampel benar-benar lengang !
Adas
Nggak afdol jika mengunjungi Pasar Ampel tidak bisa menemui sayuran khas di pasar ini. Adas, sekilas bentuknya sepeti daun cemara. Jenis sayuran ini biasanya berasal dari daerah Cepogo dan Selo. Aroma daunnya khas, mirip minyak telon ( dengan korteks pulowaras sering disebut 'Adas Pulowaras).

Sayur adas bisa dimasak loncom, bobor (bumbu tumbar, kencur, bawang brambang diberi santan) ditambah dengan labu siam(orang jawa menyebutnya 'Jepan'). Untuk kuluban (sayur gudhangan) sambel pecel, sambel tumpang, ataupun dicocol dengan  sambel terasi atau sambel korek ditambah gereh (:ikan asin). Ma'em2 .. nyem.. nyem..

Adas yang dipegang seumpama rambut panjang yang tergerai dan lembut menandakan tekstur yang empuk bila diolah nantinya. Sebaliknya,  daun adas yang kaku bak rambut gimbal tak terawat maka akan liat dan tidak sedap, rasanya agak pahit kalau disayur.
Adas
'Tledung' #La.. La.. La.. nama daerah untuk 'Kesemek' ini
Merupakan buah musiman komoditi dari kecamatan  Selo, kadang  terdapat pula di desa Ngagrong dan desa Kembang.


Warung  Makan Spesial  dan Pusat Oleh-oleh
Lapak sebelah utara pasar Ampel, belakang Pos Polisi  terdiri dari pedagang kaki lima setempat. Banyak pilihan dari mie ayam, bakso, es, sate, juga lontong campur.
lontong campur yang segar!

Di seberang Tugu Lilin pun berjajar  kios-kios makanan.


Sambel tumpang atau biasa disebut sambel lethok atau sambel godhog adalah masakan khas daerah Ampel. 
Anda bisa blogwalking tentang sambel tumpang
 disini!
Sambel yang terbuat dari tempe yang telah busuk dihaluskan bersama bawang, brambang,  sedikit kencur dan Lombok. Tak lupa daun atau kulit jeruk purut, salam, laos. Cara yang sama untuk membuat sambel jenggot, bedanya sambel jenggot tidak perlu diberi kuah cukup dikukus saja. Aroma dan rasa yang khas sambel tumpang dihidangkan dengan nasi  atau bubur bersama kuluban (rebusan sayur)
Saban pagi, warung bubur dan nasi tumpang sederhana antri pembeli  untuk mengawali hari sebelum bekerja ataupun sekolah. Mulai duaribu rupiah sudah  bisa mendapatkan sarapan. Apalagi di dalam pasar, ada penjual bubur murah meriah ^_^
Warung makan Mbok Nah dan warung makan bu Riyati bisa dijadikan pilihan untuk mendapatkan porsi special nasi tumpang ini. Anda juga bisa mendapatkannya di warung Tegal. Tak perlu susah mencari, warung-warung itu terletak di pinggir jalan raya Solo-Semarang.
Warung makan Bu Riyati itu ada di pojok pertigaan tugu Lilin sebelah barat / depan Koramil. 
Warung makan Mbok Nah ada di utara pasar  sekitar depan makam Nyamplung sebelah  jembatan sungai.

Depan tugu Pramuka Kalitengah juga ada warung spesial ini.

Warung Tegal bersebelahan dengan Gedung Haji  Boyolali. Mudah mendapatkan lokasinya kerena parkirnya yang luas dan berjajar dengan warung makan  terkenal lain.

Seperti halnya Boyolali yang terkenal dengan susu sapi maka Ampel merupakan pusat olahan daging sapi  dan pusat kulakan bahan baku dari  daging sapi yang terkenal yaitu dendeng, abon, petis, kripik paru, rambak kulit dan otot (krecek). Pusat oleh-oleh khas Ampel-Boyolali terdapat di sepanjang  jalan raya Ampel.

oleh-oleh khas Ampel dalam sajian


Kayaknya aku takkan puas  menceritakan  tentang Ampel. Blog ini akan  disunting dari waktu ke waktu. Semoga aku bisa melakukannya dan berbagi kisahku tentangnya. Kampung halamanku dimana aku  lahir dan dibesarkan disini ... And I Love  My own little City ^_^ 



2 komentar:

Komentar anda adalah perhatian untuk blog ini
Semoga Bermanfaat...
Terima kasih atas kunjungannnya...