Senin, 29 April 2013

Jika Aku Khilaf



Salah Sendiri ?
Atau Salah Kamu?
Salah Dia Barangkali?

Kesalahan ! Manusia tempat salah dan khilaf. Lantas, apakah keinginan dari manusia berbuat salah?
Jika itu ditanyakan pada diriku sendiri maka jawaban dariku pun ‘Sangat..  sangat..  SANGAT  TIDAK  INGIN BERBUAT SALAH !  
Namun, di sisi lain, diantara makhluk ALLAH hanya manusia yang diberi kebebasan mutlak untuk memilih. Dan,  karena  pilihan  itulah seringkali  manusia mengambil tindakan yang menyimpang. Entah sebabnya tidak tahu, terjebak keadaan, atau malah tidak mau tahu alias masa bodoh dengan apa yang sedang dihadapi. Jangan heran, kalau akibat dari penyimpangan itu suatu saat menimpa pada dirinya sendiri. Untuk kesekian kalinya lupa telah berbuat apa di masa lalu.  

Saat Bersalah

Apa yang akan kulakukan?
Apakah aku ingin berkelit lalu menyalahkan yang lain?
Sadarilah wahai diri !
Apakah dengan mengalihkan rasa bersalah pada yang lain membuatku lebih baik?
Terus mengendapkan kotoran itu agar tidak terungkat lagi tanpa mengorek dan mengurasnya dengan lebih jernih? Biar betah nempel di diriku? Enggak risih, ya?  Atau malah bangga ???
What’s wrong with me? Aku yang melakukannya dan aku sendiri yang  mengingkarinya?
move on !!!
Tapi…
Ini tidak seperti menemukan sesuatu and I feel so glad
But it’s so hurt !..  perih sekali dan inginku tenggelam di dasar … lenyap… selamanya…
Aku tahu aku tidak boleh lagi melakukan kesalahan! Aku tahu itu, please deh ! Don’t disturb me!  What? Kamu nanya ‘lalu salah siapa? Iya, aku tahu itu salahku ! Masalahnya, apa aku harus seperti ini ? Sampai kapan begini? Terpuruk dalam kesedihan tak bertepi…
Kau pikir aku melakukannya dengan sengaja, begitu?  Bagaimana dengan mereka yang melakukannya dengan sengaja? Bahwa, sudah tahu kalau itu salah? Oh, aku mulai mencari celah untuk melarikan diri.. Tidak ! Aku harus berani mengakui kesalahanku dan bukannya untuk menjadikannya sebagai pembiasaan. Bukan menjadi kebiasaan !

Aku tahu diriku penakut, namun bukan pemberani jika seseorang memungkiri kesalahannya.  

Mencoba menghargai diri sendiri dengan memaafkan kesalahanku sendiri ibarat membangun hal yang telah porak poranda menjadi lebih tangguh dan kokoh sehingga tidak mudah terpedaya melakukan tindakan tercela. Semoga ALLAH Ta’ala berkenan membimbingku agar mewaspadai kekhilafan dan menjaga hamba supaya tidak jatuh ke salah yang sama… Aamin Ya RABB

***


*Nb :  tulisan yang diikutkan dalam Give away 'Ketika Cinta Harus Pergi' by +Aida M.A +Elieta Duatnofa . Link Info Lomba


1 komentar:

Komentar anda adalah perhatian untuk blog ini
Semoga Bermanfaat...
Terima kasih atas kunjungannnya...