Senin, 11 Januari 2016

Rangkaian Aksara Jemariku

Ehm!.. Ehem..! Uhuk...
Maaf! Ini bukan soal 'ganteng'  yang bikin 'pede' [*niruin iklan obat batuk dengan starring Mas Bram [eh] Ashraff Sinclair]
Tapi sebagai permintaan perhatian [Halah]

Aku rasa bukan karena krisis pede jadi menyampaikan tulisan ini.
Sebagai upaya membuktikan sesuatu yang sepenuhnya belum diakui. Dan Catatan kecil ini mengenai sesuatu yang berarti saat menempuhi perjalanan itu. Harapannya, Semoga dapat berguna bagiku di kemudian hari... Itulah yang ingin kubagi ^_^
Sejenak! Biarlah daku mengenang sekilas mereka yang pernah mengarsir ceria di masa laluku dalam video berikut...

Berawal ketika seorang sahabat dengan serta merta mengatakan :
* Berkata seperti pada diri sendiri?  Bagaimana orang lain bisa paham?
Kurang lebih seperti itu komentarnya menanggapi saran-kritik yang kuajukan di inbox sebuah akun kepenyiaran.
Memang berasa dipalu godam tapi setelah direnungi lagi, ternyata 'monolog hati' ini merupakan suatu caraku untuk bisa menyampaikan sesuatu. Saat hati dan pemikiran saling melontar pertanyaan dan jawaban berarti ada komunikasi antara keduanya yang mewujud pada tindakan. Diantaranya goresan pena atau ketukan jemari pada keyboard.
Kalau boleh aku rumuskan tindakan awal adalah dialog antara hati dan pikiran.
Untuk saat ini aku belum bisa menjelaskan bagaimana keduanya berkompromi lantas terwujud pada suatu perlakuan. Namun sudah merasakan jelas bedanya dengan tulisanku dari yang lain. Pengalaman hidupku dan apa yang kuhadapi tentu tidak sama dengan apa yang dialami orang lain. Meski diantaranya, pengalaman  justru memerlukan pengetahuan dari yang lain untuk melengkapinya.

Berikutnya adalah tanggapan spontanitas untuk quote-quote yang kubuat sebagai pengantar salam jika menginginkan request tembang dan atau saat bikin status :
* Dalem Banget!

Seorang senior pun juga melontarkan ucapan itu padaku @_@
Sungguh, jika menyadarinya, aku tidak ingin tenggelam pada ujian hidup seolah terasa berat bebannya untuk dijalani. Bukan pula maksudku untuk menganggap enteng masalah lalu melupakannya... Bukan!
Bukankah masalah untuk dihadapi dan dicari pemecahannya?
He.. he.. kurasa perlu juga mencatut prinsip pak 'Rudi' Habibie yang mengharuskan dirinya sebagai problem solver.

Entahlah! Yang 'dalem' itu sama tidak dengan ungkapan :
* Kalau bisa dibikin sulit kenapa harus dipermudah?

Menyadari kalau pelupa tapi kalimat yang dilontarkan sekejap itu malah sampai sekarang terus terngiang. Isi dari pernyataan itu oleh seorang yang profesinya penyiar juga yang aku renungkan. Ge-er banget diriku padahal belum tentu komentar itu ditujukan padaku... Justru daku malah terasa tersindir  >_<

Nah, Bundamin juga mengiyakannya walaupun dengan kata yang berbeda dari 'sulit' yaitu 'berat'
-_-
Bisa jadi itu suatu kritikan yang berarti kelemahanku yang akan kuperbaiki. Mungkin juga ciri khas tulisanku yang harus kupertahankan mengingat isu branding yang coba diangkat oleh senior. Siapa tau ciri khas itu jadi branding @_@
Seumpama dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan, diriku harus mampu memilah dan memilih sehingga ciri khas tersebut terus menjadikan tulisanku lebih baik. Sedang di sisi lain, kekurangan pun bisa diperbaiki.

Hanya saja hal tersebut masih belum diakui dan belum terbukti. Yang pasti masih panjang perjalanan yang musti dilalui. Berharap semangat akan terus terhidu dalam setiap tarikan nafas diantara likuan halangan dan rintangan yang menghadang.
Hayuk lah! Optimis  ^_^

Jadi pada percaya nggak kalau ada yang menyangka aku adalah seorang penyiar? 0_o
Emang apa hubungannya?
Bagiku, keinginan jadi penyiar biar jadi masa lalu tapi sebagai penulis... Semoga jadi harapan dulu, hari ini, dan nanti @_@

Hal penting yang harus selalu kuingat bahwa isi dari tulisanku adalah bagian dari introspeksi.. dengan langkah menjadi lebih baik dari waktu ke waktu demi tujuan akhir ridhlo ILLAHI.

Bagaimanapun fenomenal AFI yang dianggap ngorbit artis karbitan. Ternyata para kontestannya telah malang melintang dari panggung ke panggung. Lihat saja ayahnya Al yang dipanggil Om Dani  yang mencap reality show itu ajang karbitan, akhirnya malah jadi komentator Mama Mia dan memperoleh si Dara 'The Virgin'
Lalu jadi Juri sekaligus mentor di X-Faxtor meski yang menang dimentori Rossa tapi berkat tangan dinginnya Nu Di [Nu Dimention] yang katanya sekelas One Direction, berjaya.

Kalau yang suka AFI pasti tau Micky AFI  2. Yang keluar sebagai runner-up alias juara kedua setelah Tia  disusul Haykal juara ketiga di ajang AFI session 2.
Belum terdengar single maupun albumnya tapi suatu kali diketahui ikut lagi dalam ajang pencarian bakat yang diselenggarakan stasiun TV yang sama. Cuma beda format dan namanya 'Voice Indonesia'... sepertinya bakal tayang di TV berlogo Rajawali.
Juri yang mencari bakal yang dimentor diharuskan menutup penglihatan agar tidak diketahui sosok penyanyinya. Juri hanya diperbolehkan mendengar suaranya dan boleh berbalik setelah memberi tanda terima atau menolak finalis yang tampil.
Ketika keempat juri tidak ada yang memberi tanda bintang untuk vokal Micky dan berbalik. Betapa kecewanya dua juri yang diantaranya pernah mengawal perjalanan AFI sebelumnya.  Sherina yang mungkin belum 'ngeh' tentang Micky ini.
Arman Maulana dan Glen Fredly benar-benar tak menyangka kalau sosok di hadapan mereka adalah Micky. Nampak penyesalan membayang di wajah mereka.
Yang menyentuh pengakuan Giring Nidji yang mengenal sepak terjang Micky. Bung Giring mengakui kalau ia terinspirasi oleh kegigihan Micky menapaki karirnya dari festival ke festival. Spirit Micky dibawanya terjun dalam industri musik tanah air.

Silahkan bagaimana anda mengambil pelajaran dari sekilas adegan salah satu ajang adu bakat tersebut...

Dengan demikian para penghuni BAW yang masih sama sepertiku  jadi 'orang yang suka nulis'  untuk bersama-sama terus berkarya dan berkarya. Yang sudah jadi penulis pun masih terus berkarya, kok, mosok yang belum apa-apa sudah berhenti di jalanan. Ayolah minggir! Biar enggak ketabrak dan cari jalan lain. Kalau masih ingin di jalur ini, ya.. Ayo maju! Maju! *_^
Ikuti kelas online, tuh oleh Bundamin dan Bu Kepsek [Ssssttt!] biarpun nggak ikut kan boleh promo 0_o

D E K L A R A S I   DIRI
Mengurai makna hidup dan memberi arti dalam mendorong semangat untuk kembali menulis lagi!
Menyadari kembali bahwa amalan itu tergantung niatnya, maka aku berusaha kembali meluruskan niatku dalam menulis!
Bahwa niat menulis untuk mendapat ridhla ALLAH!
Menulis bagiku untuk lebih mengenal diriku!
Bukankah mengenal ALLAH dimulai dari mengenal diri sendiri?

Jika dalam perjalanan menulis ternyata pernah 'menggok dalan'... menyimpang dari arah langkah tujuanku ditandai dengan keinginan menjadi terkenal lah, pingin masuk media, dapat uang atau penghasilan... Padahal setiap penerbit atau media punya kriteria sendiri.  Mau tidak mau kita musti mengikuti kriteria penerbit atau media yang dituju.
Akankah harus mengikuti selera pasar?
Takutnya diriku malah jadi yang lain...
Lantas bagaimana aku bisa menjadi diriku?

Kalaupun ada penerbit/ media
yang bersedia memuat tulisanku
apa adanya
itulah karunia yang ditunggu
walau kadang
penerbit atau media
merasa berhak mengedit tulisan
kiriman sebelum dimuat
Semoga tidak merubah maksud  dari setiap huruf yang telah terangkai...


Memaknai kembali apa yang disampaikan di kajian MQ Pagi [12 Mei 2016]:
Mulai menyelematkan diri sendiri dulu sebelum berpikir untuk menyelematkan orang lain atau kita sendiri yang hancur. Hancur akibat kebodohan kita dengan kebaikan yang terasa kita telah melakukannya. Padahal kebaikan itu ternyata karunia ALLAH semata. Kita hanya pandai mengaku-ngaku saja T_T
***



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah perhatian untuk blog ini
Semoga Bermanfaat...
Terima kasih atas kunjungannnya...