Rabu, 26 Desember 2012

Menjemput Pelangi

Hatimu sedang risau? Angin bertanya lembut. Ia memulai petualangannya dengan bersemangat. Pagi memang membuatnya menjadi segar kembali setelah seharian menjelajah  dunia.  Langit yang ditanya hanya berdesah. Ia  melihat ke sekelilingnya dengan tatapan hampa. Entah berapa muka yang Angin miliki.

Sebentuk Mendung menjenguk lemah. Kandungannya membebaninya.  Langit mengulurkan tangannya. Bermaksud membawanya  pergi jauh ke  tempatnya menunggu Matahari.  Ah, TUHAN Maha Mengatur, Angin menuju ke arahnya dengan tergesa-gesa  mendapati Mendung yang ingin menggapai Langit.
Itu berbahaya bagi makhluk! Teriak Angin merenggut Mendung. Langit tak bisa berbuat apapun ketika Angin dengan perkasanya menguasai apa yang telah menjadi haknya.
Matahari datang memberondong Langit  dengan seribu pertanyaan.  Sinarnya seketika meredup mendapati  Langit membisu. Pemandangan yang mengerikan memberinya jawaban. 

Para Mendung terkumpul.
Suara makian  menggelegar diantara  tangisan  Hujan.
Oh, serupa inikah Kasih sayang?  

Rerumputan hanya menggelengkan kepalanya ketika  hembusan Angin yang ribut membuat suasana makin mencekam. Hal yang dilakukan Angin terus  mencari Mendung yang lain.  Pohon mengikuti dengan pandangan kemana Angin bertiup tanpa tahu perjalanannya akan berakhir dimana.   Angin dengan serta merta menampar apa yang ada di hadapannya. Guguran daun ikut menengahi perseteruan.  Sedang Bumi  menghampar pasrah,  dengan kerelaannya merengkuh yang terjatuh.  Melindungi dan mengasuh keturunan Mendung. Kelak, jika mereka  telah sampai ke muara, Angin akan menemukannya kembali. Dan itulah kehidupan bagai roda yang terus berputar. Semua itu harus terjadi  agar  dunia ini tidak berakhir hingga suatu saat benar-benar berakhir.

 Matahari memandang dari kejauhan. Masing-masing menjalani kehidupannya untuk menjadi diri mereka sendiri. Tak mungkin menjadi yang lain, begitu pula mereka takkan mampu menjadi dirinya. Dihadapkannya wajahnya ke Hujan...
Seleret  warna tergores membentuk lengkung aura yang telah lama dinantikannya, Pelangi...

 TUHAN Menciptakan semua sempurna dan indah.

Hanya kita yang sering alpha menyadarinya.

Jadi, sematkan bahagia

Dan

Tersenyumlah!

***
'50 Besar'
Celebration of Live
with
Smartfren

*_*
Please well come  Blog M A H D A for more fiction...

2 komentar:

  1. wah, majas metafora dan perfeksionis begituu terasaa..An juga mau ikutan bikiin, An :)

    BalasHapus
  2. Maniiiis banget kata-katanyaa.. :)


    Sukses yaa!

    BalasHapus

Komentar anda adalah perhatian untuk blog ini
Semoga Bermanfaat...
Terima kasih atas kunjungannnya...