#1
Aku menanti Imam yang lebih mengenal ALLAH dan Rasul-NYA.
Aku rindu Pemimpin yang cintanya kepada ALLAH dan Rasul-NYA lebih dariku dan mencintaiku karena ALLAH.
Hanya ALLAH Yang Tahu apa yang di hati ini.
Aku tidak bermaksud menanam ranjau.
Kenapa kau terjatuh sebelum semua telah pasti.
Apakah kau kemudian menyalahkanku karenanya?
Ini begitu menyakitkan ketika aku ragu untuk mempercayaimu tentang urusanku seolah kau menuntut tanggung jawab padaku atas semua lukamu…
Harusnya kau sadar aku tengah mencoba menerima kehadiranmu.Sayangnya, kau hanya mengucap ‘Gampang, kalau sudah pasti semua bisa diatur!‘Oh, ya? Justru hal itu yang membuatku berpikir dulu seribu kali untuk menyatakan kesediaanku.KetahuilahRasulullah Kekasih sejatiku...Dan saat iniHanya Ayah lelaki di hatiku
-------- FITSY------
***
Kejadian
tak terduga telah kualami. Meski ada firasat namun pertanda samar itu hanya
ALLAH Yang Maha Mengetahui hakekatnya. Kepergian
Ayah begitu tiba-tiba sempat membuat
keluarga kami terguncang. Semoga ALLAH Berkenan memaafkan segala kesalahannya
dan Menerima amal kebaikan Ayah. Aamin ya RABB..
Beberapa waktu
keadaan rumah terasa sepi. Kakak-kakakku dan kerabat satu-persatu kembali
kedunianya masing-masing. Hanya tinggal aku berdua dengan Ibu. Aku ingin
menunjukkan ketegaranku menghadapi masa datang tanpa kehadiran Ayah dan kelihatannya
sikap nrimo pun telah menjalar pula pada Ibuku. Ya ALLAH berikan ketabahan pada
kami menghadapi cobaan ini.
Hari-hari berikutnya
kami bersama-sama membenahi seisi rumah yang hampir terbengkalai. Ternyata banyak yang perlu
diperbaiki dan diperbaharui kembali, yang bisa dikatakan sebagai kerjaan kaum
lelaki. Dalam keadaan demikian beliau mulai mengeluh tidak enaknya menghuni rumah tanpa seorang laki-laki di dalamnya. Merasa tersindir, aku
hanya dapat menelan ludah yang terasa sukar melewati tenggorokan. Tidak tahukah
Ibu, sedari mula aku juga merindukan seorang pendamping hidup ?
Meluncurlah segenap
peristiwa lampau dari cerita Ibu. Tersirat kekecewaan Ibu juga Ayah waktu itu
terhadap keputusanku yang menolak setiap orang yang menginginkanku. Bahkan,
kalau aku mau, tentu setiap dari mereka akan bersegera menyambutku… mereka
setia menunggu kesediaanku ??? Ah, aku seperti terbang di udara… Tidak !!!
Sebab setelahnya aku bagai terhempas bila aku tersadar di sisi lain. Tak kupungkiri, hatiku telah memilih namun
ALLAH berketentuan lain terhadap pilihanku. Hei! aku ini dipilih bukan memilih!!!
Aku perlu bersyukur karena tahu rasa cinta ini dari ALLAH lalu aku kembalikan ke ALLAH. Seketika beban yang memberati hatiku terangkat dan berusaha meyakinkan diri pilihan-NYA yang terbaik. Semoga ALLAH memberi keridha'an pada hati ini atas segala ketentuan-NYA
Aku perlu bersyukur karena tahu rasa cinta ini dari ALLAH lalu aku kembalikan ke ALLAH. Seketika beban yang memberati hatiku terangkat dan berusaha meyakinkan diri pilihan-NYA yang terbaik. Semoga ALLAH memberi keridha'an pada hati ini atas segala ketentuan-NYA
***
Penuhilah hatiku
dengan
cinta-MU
Ya ALLAH
|
Kendala lain yang sanggup bikin galau yaitu rumitnya menetapkan kriteria menurutku
dengan kriteria yang disebut ortu maupun perantara.
Ya, kalau ortu juga perantara kayaknya sepakat kriteria
calon suami yang baik itu beragama Islam, sholat, dan punya kerjaan tetap
(pegawai yang punya gaji, syukur yang dapat pensiun)...
Dari beberapa kriteria yang aku ajukan pada ortu yang paling
diingat adalah sholat dan tidak merokok...
Yee... sholat adalah
cerminan kalau kamu tuh muslim yang taat perintah ALLAH. Sedang, tidak merokok
sebagai indikasi upaya kamu yang gigih meninggalkan larangan ALLAH... Sepertinya ada yang protes terhadap pernyataan ini ? apakah rokok itu dilarang ?
*Oh* jelas-jelas rokok itu lebih banyak mudharatnya daripada kemanfaatannya.
*Oh* jelas-jelas rokok itu lebih banyak mudharatnya daripada kemanfaatannya.
Begitu Ibu Ibu !
Bapak Bapak ! Sodara Sodara!
Berarti,
sholat tidak bisa dijadikan ukuran ke-sholeh-an seseorang, kan ?_? Sama halnya
dengan pilihan tidak merokok, biasanya karena sakit tenggorokan atau paru-paru
atau tidak suka dengan bau rokok dan bukan meninggalkannya karena ALLAH...
Masalahnya, menelisik hal yang tidak kasat mata ini begitu pelik. Tidak bisa dengan sistem penerawangan. Mangkanya, kepada ALLAH lah kita pasrahkan pilihan yang terbaik. Dan aku memohon pada ALLAH untuk memberi tanda sinyal positif itu dengan hatiku... Jika tidak ada sinyal itu, aku pastikan bahwa kamu bukan yang dipilihkan ALLAH untukku. Ingat! hati hanya bisa disentuh dengan hati. Ya ALLAH beri hamba ketajaman mata hati dalam memilih teman sejati.. Tuing2 [= jadi inget nasyiudnya De'Hapin]
Masalahnya, menelisik hal yang tidak kasat mata ini begitu pelik. Tidak bisa dengan sistem penerawangan. Mangkanya, kepada ALLAH lah kita pasrahkan pilihan yang terbaik. Dan aku memohon pada ALLAH untuk memberi tanda sinyal positif itu dengan hatiku... Jika tidak ada sinyal itu, aku pastikan bahwa kamu bukan yang dipilihkan ALLAH untukku. Ingat! hati hanya bisa disentuh dengan hati. Ya ALLAH beri hamba ketajaman mata hati dalam memilih teman sejati.. Tuing2 [= jadi inget nasyiudnya De'Hapin]
Jadi, aku tak perlu merasa bersalah karena telah menolakmu. Aku menolakmu karena ALLAH ! Untuk sementara hatiku merasa tentram karenanya.
Kembali,
emosiku meledak-ledak jika ada undangan nikah atau kabar tentang hubungan dua
sejoli. Pertanyaan sederhana yang sangat
menggelitik telinga..
“Kapan? Giliranmu? ... aaaaaaaahrghrrrr... kalau mulut itu berupa kertas udah kurobek-robek, kuremas-remas lalu aku injak-injak trus kumasukkan ke api biar terbakar, aku tebarkan abunya ke segenap penjuru mata angin hingga hilang tak berbekas (*lebay banget >_<)
“Kapan? Giliranmu? ... aaaaaaaahrghrrrr... kalau mulut itu berupa kertas udah kurobek-robek, kuremas-remas lalu aku injak-injak trus kumasukkan ke api biar terbakar, aku tebarkan abunya ke segenap penjuru mata angin hingga hilang tak berbekas (*lebay banget >_<)
Akhirnya,
turun perintah yang harus aku pikirkan baik-baik untuk melaksanakannya dengan
tata cara yang diridhai ALLAH tentunya. Perintah yang cetar membahana “ Mbok,
segera cari sana Pacarmu! Idamanmu !“
Kayak nyari jarum di dasar lautan mah mending aku beli jarum yang baru... Lah, ini nyari orang ? punya nyawa punya hati ? mana bisa main tarik lalu bawa pulang ? Woiy, kita bukan barang bukan pula binatang. Manusia itu punya aturan, Nyaaakk !!!
Kayak nyari jarum di dasar lautan mah mending aku beli jarum yang baru... Lah, ini nyari orang ? punya nyawa punya hati ? mana bisa main tarik lalu bawa pulang ? Woiy, kita bukan barang bukan pula binatang. Manusia itu punya aturan, Nyaaakk !!!
Penantianku selama ini bukan untuk membanting harga diriku!
Tidak seperti ungkapan yang tidak berakal yang mengatakan bahwa perempuan umur limabelas milih sesukanya, umur duapuluh pilih-pilih, umur dualima pilih apa adanya, sedang umur tigapuluh siapa yang mau milih masa bodo! Sungguh, tidak pantas seorang yang berilmu dan menyampaikan ilmu mengumbar kata-kata tak bertanggungjawab tersebut. Hanya doa untuknya, Semoga ALLAH memberi hamba-NYA peringatan dengan hakikat ilmu.
***
Mencocokkan kriteriaku dengan yang memilihku…
Ini tidak segampang menghitung uang kembalian atau bertemu saat berselisih jalan. Juga tak semudah
memilih kursi baru dimana karyawan toko meubel
yang mengantarku dan Ibuku menyebut kursi yang terpilih mengisi ruang tamu
sebagai ‘Pandangan Pertama’. Setiap kali itu pula aku menyebutnya bila Ibu
terus mendesakku untuk segera mengiyakan pilihannya. Aku lebih senang untuk
memilih kursi atau baju baru daripada harus mengiyakan ajakan seseorang. Lalu dengan berusaha
sekuat mungkin menahan kemarahan menggelegak dengan nada tinggi tertahan-tahan “Aku
ingin melangkah ke depan bukan ingin surut ke belakang. Sesekali boleh menoleh
ke belakang, sesekali! Sebagai pembelajaran! kayak fungsi kaca spion itu”
Mengakhirinya dengan pertanyaan “Emang, nggak ada yang lain,
Ma?”
Benar-benar
kesal dengan pembicaraan seputar itu. Kalau sekiranya aku tidak mampu menjawab
atau menahan diri aku memilih diam atau menghindar biar tak ada omongan sama
sekali meski berupaya juga mengalihkan
pembicaraan ke hal yang lain.
***
Aku pun
maklum, mengapa ta’aruf jadi begitu menyakitkan bagiku. Padahal, ta’aruf(perkenalan) merupakan
rangkaian langkah yang harus kujalani menuju pernikahan. Sadar bahwa aku orang
rumahan, tidak memiliki relasi yang luas memerlukan perantara untuk ta’aruf.
Ternyata, aku terjebak dengan rasa ‘pakewuh‘
atau malah bingung tidak tau cara menyampaikannya.
Usia dan
pengalamanku masih mentah, bagaimana mengingatkan pada yang lebih berpengalaman?
Tetapi, aku
tidak ingin menyalahkan orang lain. Justru yang aku sesalkan adalah hal yang
merupakan keberkahan berubah jadi
cemoohan. Niatan awal men-ta’arufkan bergeser menjadi memaksakan kehendak. Ternyata, setiap orang yang mengaku muslim
harus memulai sesuatu dengan ilmu, pengetahuan tentang apa yang hendak
ditunaikannya termasuk ta’aruf. Semoga ALLAH Mengampuni kami semua dalam hal
ini Ya RABB...
***
***
'Seandainya, di sekitar kita sama' *ah* malah jadi inget lagu ciptaan Yovie Widianto yang dinyanyikan Tia AFI
Bagaimana aku memberi pengertian tentang
pemahaman ini?
Hamba mohon petunjuk untuk kami.
Hamba mohon petunjuk untuk kami.
Aku menanti Imam yang lebih mengenal ALLAH dan Rasul-NYA.
Aku ingin bersama Qowam yang mengajakku untuk menjadi lebih baik di
mata RABB kami.
Aku rindu Pemimpin yang cintanya kepada ALLAH dan Rasul-NYA lebih dariku dan mencintaiku karena ALLAH.
Hanya ALLAH Yang Tahu apa yang di hati ini.
Semoga ALLAH selalu membimbing hamba-NYA ini
Untuk selalu berada di jalan yang diridhai-NYA.
Jauhkan kami dari jalan yang الله Murkai.
Kumohon selalu dalam lindungan-MU ya ALLAH.
Hingga tiba
ketentuan ALLAH Ta’ala
mempersatukan cinta dalam kebersamaan karena ALLAH jua...
Aamin Ya RABB
mempersatukan cinta dalam kebersamaan karena ALLAH jua...
Aamin Ya RABB
Ya ALLAH Beri
Aku Kekuatan
Semoga di saat yang tepat, engkau bisa merasakan bahwa seseorang itu memang yang terbaik menurut Allah SWT.
BalasHapusOya, sedikit masukan aja bahwa nggak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Semoga Allah memudahkan dan melancarkan segala urusanmu..
aamiin
Syukron bunda Rini
Hapusiyah, tapi manusia adalah ciptaan ALLAH yang paling sempurna, Bund..
dan kecocokan bagiku saat aku rela menerima kekurangan dia dan dia ikhlas akan kekuranganku untuk bersama mengoptimalkannya... komitmen itu yang ingin aku bangun sedari awal...
begitu bund ^_^
Ya Alloh Beri hamba kekuatan dan petunjuk untuk menemukan teman sejatiku :)
BalasHapusnarasi yang apik, mbak..
An jadi terhanyut ma emosimu..
siiiip
jangan putus berharap so pasti ^_^
tentu An ^_^
Hapusyakin kalau ALLAH sudah menyiapkan pasangan kita dan kapan itu ya... pasrahkan saja pada_NYA
hanya berupaya mengisinya untuk memperbaiki diri sampai saat itu tiba
Insya Allah... saatnya akan tiba :)
BalasHapus