Pembanding
yang Setia
Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keenam 'Dua Sisi'.
ALLAH Menciptakan segala sesuatunya
berpasang-pasangan Qs. Yaa Siin[36]:36
Seperti halnya siang-malam, pagi-sore,
baik-buruk, kasar-lembut, sadar-khilaf; selanjutnya, seterusnya, dan sebagainya selayaknya sekeping mata uang
mempunyai dua sisi yang tak terpisahkan. Mungkin, kita pernah merasa gamang
dalam menentukan pilihan. Bingung mengambil langkah. Atau seringkali berubah
pikiran saat mengambil keputusan. Itulah, saat diri merasakan ada
ketidaksesuaian harapan dengan kenyataan hingga akhirnya memaksa merubah haluan
yang telah ditetapkan.
Suatu pagi, jelang siang setelah melewati
pergulatan sengit
antara rasa penasaran, malu dapat gratisan tapi pingin dapat
hadiah juga. Berkali-kali mengetuk-ngetuk jari dan mendekat ke radio agar
memahami bahasan yang sedang diobrolkan. Kuputuskan, deh.. kirim sms tanpa nama
dengan keyakinan si penerima sms dan yang membacakannya on air tahu nomer dari siapa
kecuali kalau penyiarnya memang tidak ingin tahu atau pura-pura tidak tahu #_#
[eh] malah dapat buku gratisan lagi @_@ Padahal aku sudah dapat buku dari penerbit yang sama. Memang, kalau
sudah rezeki takkan lari kemana *_^ ho..
ho.. ndompleng nama besar maestro cersil Jawa, darinya aku banyak mendapat
pengajaran tentang hidup yang sengaja kusebut di sms.
Belum lagi buku ada di tangan, sudah menyiapkan orat-oret berupa komplain. Idih, baca aja
belum ‘dah komplain seolah sudah tau apa
isi buku itu [lho] kan penulisnya sudah memberi garis besar buku yang
ditulisnya. Sekarang, lagi ribut bikin resensi dari 4 buku gratis yang sudah di
hadapan. Dua buku sudah kelar dibaca, satu yang baru di-resensi sedang menunggu
berita dari editor sebuah surat kabar. Untuk kesekian kalinya mencoba
memberanikan diri agar tulisan diakui.
Sebelumnya, aku sudah maksain dua temenku buat
ngirimin sms pantun jelang milad radio tersebut biar dapat buku gratis. Emang,
buku gratis akan selalu jadi buruanku apalagi yang langsung dari penerbit, new fresh from the oven.
Mengingat itu, jadi senyum-senyum sendiri. Sebegitunya
untuk mendapatkan buku gratisan ^_^ Hanya satu hal, tentang buku gratis!
Sikap pemalu tapi pingin eksis adalah dualisme
yang saling bertentangan dalam diriku. Satu
peringatan supaya tidak boleh menjadikan sesuatu agar bisa tenar seolah
langsung menunjuk ke hidungku. Kenapa nasehat itu datang bila aku ingin
melakukan sesuatu yang menurutku begitu berarti??? Ah, pikiran naïf jika aku
mengelak! Tak dapat kupungkiri, rasa pingin dikenal sering menyelusup dengan
sendirinya seiring langkah yang kutapaki menggapai mimpi. Pfiuhh… rasa bersalah yang kadang berpotensi melemahkan kesungguhan
berbuat sesuatu yang kumau. Masih terus belajar memilah dan memilih arah yang
tepat guna memunculkan kembali semangat yang melemah. Ok’s My Sweet Heart, diakui bukan berarti
dikenal, kan? [>_<]
Bukan satu alasan untuk berhenti sekarang, yukk!
Tak Bisa
Diam di Satu Sisi
Adakah manusia sempurna dan nyaris tanpa cela?
Pastinya ada, dialah manusia berakhlak mulia Rasullullah SAW. Dimana ALLAH TA’ALA memuji
beliau dengan karunia berbudi pekerti Al Qur’an, yang merupakan surat cinta bagi seluruh hamba-NYA. Seperti penuturan Aisyah R.A. ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah bahwa budi pekerti beliau adalah Al Qur'an[Riwayat Imam Ahmad] Info didapat dari sini
Rasulullah SAW, tauladan utama bagi yang menginginkan kebahagiaan abadi di dunia juga di akhirat. Tegas pada kemungkaran namun lembut menasehati. Seperti yang diriwayatkan dalam kisah bahwa nabi akan memotong sendiri tangan putrinya bila terbukti mencuri. Dan, tatkala datang seorang Arab Badui lalu buang air kecil di areal masjid, sama sekali beliau tidak memarahi dan meredam kemarahan para sahabat karena orang Arab Badui tersebut belum mengetahui batas suci masjid. Beliau hanya memberi petunjuk bagaimana membersihkan dan mensucikan bekas najis tersebut dengan menyiramkan air hingga tak berbau. Jadi merenung dengan kisah yang kontradiktif tersebut.
Rasulullah SAW, tauladan utama bagi yang menginginkan kebahagiaan abadi di dunia juga di akhirat. Tegas pada kemungkaran namun lembut menasehati. Seperti yang diriwayatkan dalam kisah bahwa nabi akan memotong sendiri tangan putrinya bila terbukti mencuri. Dan, tatkala datang seorang Arab Badui lalu buang air kecil di areal masjid, sama sekali beliau tidak memarahi dan meredam kemarahan para sahabat karena orang Arab Badui tersebut belum mengetahui batas suci masjid. Beliau hanya memberi petunjuk bagaimana membersihkan dan mensucikan bekas najis tersebut dengan menyiramkan air hingga tak berbau. Jadi merenung dengan kisah yang kontradiktif tersebut.
Akhlak, adalah sikap saat menghadapi ujian. Apa
yang kita tunjukkan seketika pas cobaan menimpa. Setumpuk teori kadang terlupa…
Ughft! Bagaimanapun, hal pertama yang
kita lakukan begitu ujian menerpa menjadi nilai penting. Untunglah, dengan
segenap Rakhman dan Rakhiim
selalu memberikan kesempatan melakukan revisi. Dan, tak kalah pentingnya adalah menyadari kesalahan lalu memperbaikinya.
Sisi yang buruk dari dari kita bisa kita rubah ke sisi yang baik jika kita mau,
dan sekali lagi itu semua merupakan :
p i l i h a n.
Sebaliknya, mana pernah tahu kita telah berbuat
kesalahan kalau tidak melakukan sesuatu?
Pikirkan sebaik mungkin sebelum
melangkah dan Jangan pernah takut berbuat, Beib! Jika memang bukan bermaksud
melakukan kesalahan!
Biidznillah…
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah perhatian untuk blog ini
Semoga Bermanfaat...
Terima kasih atas kunjungannnya...