Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ketiga.
Wanita Yang Utama
Ehm,
‘utama’ itu haruskah jadi yang pertama?
Dalam kamus KBBI [online]
Utama itu memiliki makna : terbaik; nomor satu;
amat baik; lebih baik dari yg lain-lain; arti ‘utama berikutnya adalah ; terpenting; pokok
Pertama :
kesatu, mula-mula, terutama terpenting.
Sempat rancu juga saat mencoba memaknai 'perempuan inspiratifku' tapi aku lebih suka menyebutnya ‘wanita
yang menginspirasi’.
Apakah wanita yang tenar? ataukah sukses dalam kariernya?
Ahli dalam bidang yang digeluti dan mampu mensejajarkan posisinya dengan pria
bahkan bisa melampaui? Iyah, aku bilang
hal yang tersebut adalah spektakuler dan fantastis dengan memonyongkan bibir
atau senyum sambil nyengir. Bukan under
estimade tapi nyaris wanita yang sukses di luar lingkup rumah tangganya
tidak sukses menjadi seorang Ibu yang baik. Nyaris berarti tidak semua karena
wanita langka yang diriku pantas iri
terhadapnya tersebut telah menunaikan perannya sebagai Ibu baru kemudian
mempergunakan waktu senggangnya beraktivitas
lain nan bermanfaat. Justru, yang biasa terjadi wanita yang punya
kegiatan di luar rumahnya disebabkan oleh tuntutan kewajiban, mungkin sebagai
pegawai sipil atau karena desakan ekonomi semata, atau alasan klise tidak betah diam di rumah.
Hal yang prinsipil mengingat bahwa wanita sebagai
tiang Negara. Madrasah awal bagi insan
dan orang pertama yang ia kenal dan lekat dengannya karena seorang lahir dari
rahim Ibu. Secara kodrati, Ibu lah yang
meletakkan watak kepada anaknya sebagai buah inspirasi.
Lantas seperti apakah ‘Inspiratif Woman’ itu ?
Tanpa mengesampingkan peran Ayah dan lingkungan
yang membentuk karakter seseorang, jadi
maklum bila anak mengidolakan Ibundanya. Termasuk diriku, juga para Ummul
Mukminin dan Shahabiyah yang pada mereka dijanjikan syurga. Pada mereka kita
bisa meneladani keutamaan mereka sebagai kaum Hawa. Yakni peran sebagai Ibu
Rumah Tangga [IRT]. Sebuah profesi yang dipandang sebelah mata namun harus
disadari betapa pentingnya. Seiring
perjalanan waktu, baru diriku memahami hal tersebut. Aku ambil hikmahnya saja
mengapa sampai sekarang masih galau dengan pendamping hidup yang sehati dengan
pemahaman yang sama. Berabe juga jika yang namanya teman hidup dengan haluan
yang berbeda, terus mau dibawa kemana biduk rumah tangganya ???
Sewaktu masih kecil, aku selalu mengagumi wanita-wanita
yang cantik, ramah, berprestasi, atau
mempunyai sesuatu yang menarik perhatianku. Mulai dari seorang yang lebih tua
dari aku dengan keramahannya, kakak atau teman yang menjadi bintang kelas,
sampai artis papan atas dengan tokoh yang dimainkannya aku sukai. Dan, aku tidak perlu menyebut nama, mungkin
malah menunjuk tokoh rekaan saja. Bagiku sudah cukup untuk mengambil inspirasi
ketika mengenal mereka.
Kakak atau teman yang menjadi bintang kelas
menjadi inspirasiku untuk lebih giat belajar lagi. Aku jadi geli dan geleng-geleng kepala jika
ingat waktu masih sekolah dulu ketika ditanya sama seseorang yang aku kagumi.
Sok ‘caper’ jawabanku sehalus mungkin dan tetep dengan bahasa yang
membingungkan. Aku heran dengan diriku sendiri bila ditanya lantas memberi
jawaban berupa kloe yang masih
mengandung teka-teki, tidak to the point.
Giliran teman dekatku yang bertanya,
aku jawab ketus dan berbohong
dengan jawaban bahwa aku tidak tahu. Duh
>_<
Beda lagi dengan artis favoritku yang notabene
wanita. Dengan segala prestasinya di dunia pentas maupun akting. Menjadi idola
banyak orang kelihatannya menyenangkan. Sampai-sampai aku nekat waktu itu,
selepas kuliah setahun untuk ikut uji nyali dalam audisi pencarian bakat.
Pengalamanku yang nol besar di entertainment tidak kuhiraukan demi ingin
mencicipi kehidupan glamour yang
mereka tampakkan. Aku perlu bersyukur, ALLAH berkenan membimbingku dari
kegagalan itu. Trenyuh dengan teman senasib yang sampai tak sadarkan diri
karena tidak mampu menerima kenyataan. Membuatku
berpikir ulang ‘Oh, diriku tidak selemah
itu!’. Apalagi realitas kehidupan artis itu semu. Belum lagi ketenaran yang
kadang dicapai melalui skandal kadang bikin aku miris. Sekarang, aku hanya
mengambil inspirasi saja dari mereka bahwa untuk mencapai puncak [popular]
tidak harus mencetuskan gossip namun dengan prestasi yang mereka rintis dari
awal. Begitupun saat kuputuskan untuk mulai fokus dalam menulis, tidak segan
memulainya dari awal. Kalaupun mendapat materi dan dikenal, Semoga bukan
menjadi tujuan yang mengaburkan niatan awal untuk sekedar berbagi ilmu dan
pengetahuan yang bermanfaat di dunia dan akhirat. INSYA ALLAH…
Posisi menjadi seorang Ibu seringkali dikeluhkan
mengingat betapa berat tanggung jawab yang dibebankan. Konon hingga terjadi
peristiwa dramatis saking rasa sayangnya pada anak dan tidak ingin anaknya
menderita sehingga mendorong naluri seorang ibu untuk membunuh anaknya. Aku
yang notabene wannabe seorang Ibu
bikin was-was, sebegitu berat beban seorang ibu membuatnya kehilangan kendali
kemanusiaan yang mempertanggungjawabkan penghambaannya pada TUHAN yang
menitipkan amanah kepadanya? Membandingkannya dengan sosok Al Khansa yang
merelakan keempat putranya maju berperang membela aam ALLAH hingga mengantarkan beliau menjadi Ibu dari
keempat Syuhada.
Syurga di telapak kaki Ibu ! Rasululllah SAW menyebut keutamaan seorang Ibu hingga tiga kali. Itulah sebanya setiap perkataan Ibu menjadi bertuah bagi anaknya. Dengan demikian, cerita rakyat tentang kisah anak durhaka'Malin Kundang tidak perlu terjadi. Seorang Ibu dari Imam Besar dengan kebijaksanaannya dalam keadaan marah pun yang ter-dhzahar-kan merupakan doa kebaikan untuk sang anak.
Syurga di telapak kaki Ibu ! Rasululllah SAW menyebut keutamaan seorang Ibu hingga tiga kali. Itulah sebanya setiap perkataan Ibu menjadi bertuah bagi anaknya. Dengan demikian, cerita rakyat tentang kisah anak durhaka'Malin Kundang tidak perlu terjadi. Seorang Ibu dari Imam Besar dengan kebijaksanaannya dalam keadaan marah pun yang ter-dhzahar-kan merupakan doa kebaikan untuk sang anak.
Mari kita renungkan agar bisa menjadi pegangan
saat sedang limbung karena pilihan yang sulit dengan membandingkan dua hal yang
ekstrim bertentangan berikut :
- Ingin menjadi Ratu Cleopatra yang mampu membuat dua macan Julius Caesar dan Mark Anthony bertekuk lutut atau menjadi seorang Ummu Khadijjah binti Khuwailid R.A . yang rela meyedekahkan hartanya dan rela hidup sengsara demi mendukung perjuangan suami tercinta, Rasulullah SAW ?
- Pingin seperti seorang tenar nan dipuja Marlyn Monroe atau seperti Bunda Theresa yang dikenang sebab memuliakan anak yatim dan jalanan ?
- Ingin sepintar Malinda Dee yang terkena kasus penggelapan uang nasabah atau meneladani kejeniusan Ummul Mukminin Aisyah R.A. yang menjadi kepanjangan tangan Rasulullah SAW menjadi perawi Hadist, menebarkan ilmu agama?
- Meniru perilaku istri Nabi Luth yang ikut dilaknat atau meneladani istri Fir’aun yang sabar akan perilaku lalim sang suami?
Semoga
selalu menyadari sebagai seorang wanita menjadi yang pertama [dikenal di dunia] bagi sebuah kehidupan
generasi sesudahnya. Dan menjadikannya
sebagai yang utama [mengenalkan dunia] dalam perannya… Dimana Ibu dan Istri
adalah tugas yang utama bagi wanita. Adalah
‘wanita inspiratif’ bagiku yang mampu berperan sebagai Ibu, maka ialah wanita
pertama yang dikenal anaknya dan yang pertama disamping suami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah perhatian untuk blog ini
Semoga Bermanfaat...
Terima kasih atas kunjungannnya...