Senin, 12 Desember 2022

Skenario Ta'aruf?

 Skenario Ta'aruf 


Judulnya provokatif?

Mosok, sih?

Padahal pinginnya anti-mainstream ^_^

Jadikan momen saja pas hari ini, Aq nulis ini, hari Ahad Legi pada tanggal 11-12-2022 Tasyakuran Bapak Presiden yang sedang menjabat, Pak Jokowi sedang 'Ngunduh Mantu'.

Setelah diboyong dari Jogja usai ijab qobul

Dengan tagar khusus #kaesayanganerina


Sebagai warga yang dekat dengan Surakarta dan mengenal adat Ngayogyakarta yang mirip karena sama-sama punya warisan budaya Kasultanan Mataram,

Kawula nderek Mangayubagyo atas pernikahan putra bungsu yakni Kaesang Pengarep asli Sala (belajar nulis kota Solo yang benar  'Sala' dengan ejaan khas aksen Jawa antara huruf A dan O) dengan Erina Sofia Gudono asli Jogja. Pas miladnya mempelai wanita.

Semoga menjadi keluarga sakinah mawadah warahmah…

Disebut sebagai Royal Wedding tahun ini karena perhelatannya Akbar. Hampir semua stasiun televisi swasta maupun nasional ikut menyiarkannya secara maraton. Kirab budaya yang bisa disaksikan langsung. Masyarakat luas pun diundang dengan diadakannya Pasar Rakyat. Dibagikan makanan gratis dan pentas seni gratis oleh seniman/seniwati lokal. Bahkan tukang becak dan andong diikutsertakan untuk mengantarkan para tamu undangan ke tempat acara ke Pendhapa Ageng bagian dari Pura Mangkunegaran. Tempat bersejarah mendapatkan ijin untuk direvitalisasi dan dimasuki oleh masyarakat luas.

Channel Pres Jokowi 

Peraturan yang diberlakukan oleh Pihak Parentah Dalem istana salah satunya larangan menggunakan kain batik motif lereng atau parang. Bukan semata karena alasan motif tersebut merupakan strata hierarki Jawa yang dimiliki bangsawan. Namun maksud sebenarnya adalah menghilangkan sekat antara atasan dengan bawahan agar sejajar kedudukannya.

Biasanya, sih diadakan di hotel atau istana negara. Seperti Mas AHY dan Mas Edi Baskoro dulu. Kali ini tidak ketika mantu terakhir dimana Mas Kaesang itu anak Ragil. Sedang mbak Erina merupakan putri ketiga dari empat bersaudara namun yang paling pertama menikah.

Belum lagi kebersamaan para pelaksana lapangan yang dilakoni para menteri kabinet. Dimana pak Erick Thohir menjadi ketua panitia. Saking tanggung jawabnya tidak main-main yang lain pada asyik foto bersama mempelai beliau tidak terlihat sendiri batang hidungnya.

Terlihat sekali kebersamaan para menteri layaknya kondangan rakyat biasa. Tidak malu duduk lesehan demi keseimbangan komposisi foto.


Acara yang sarat akan makna. Memperkenalkan budaya. Mas Kaesang dan Mbak Erina sendiri perlu waktu dua bulan perkenalan untuk memantapkan langkah bersama menuju jenjang pernikahan.


Sama tapi beda cerita ketika BADQO LPQ se-Kecamatan Gladagsari mengadakan Pawai Ta'aruf. Ahad, 30-10-2022. Yang cuman sehari.


Kalau boleh jujur Aq sendiri tidak tahu persis konsepnya seperti apa.

Bukankah Aq tuh orangnya emang nggk mudeng'an kan

°_°

Rute yang semula dari Lapangan Seboto, dianggap paling ujung dari Kecamatan Gladagsari  bagian selatan. Sekompleks dengan makam pahlawan Nasional, Prof. Dr. Soeharso. Berakhir di lapangan Kaligentong. Tepatnya di Agrowisata Gentong Kencono menjadi Lapangan Jlarem. Mungkin karena di GentongKencono sendiri ada acara khusus untuk Desa. Yang Aq tau ada konser artis lokal dan pengumuman pemenang lomba senam per RT se-Kaligentong.

Kalau dipikir lagi memang yang berhak itu Lapangan Jlarem, yang paling ujung bagian Utara Kecamatan Gladagsari.

Bahkan saking ujungnya kalau lewat jalur darat dari Jalan Raya Solo -Semarang beloknya di Pertigaan Nglero sana.

Aq juga ingat cerita Ayah kalau ujung Desa Kaligentong ada di Sampetan. Dari Jalan Raya Solo -Semarang di pertigaan sebelum Sruwen. Dan Desa Jlarem ini lebih ke Utara lagi.


Rute yang berubah bukan lagi masalah Aq tinggal ikutin aja naik armada yang dipersiapkan oleh teman-teman pemangku TPQ yang lain.


Sempat rewel ketika para ukhti-ukhti cilik naik mobil brondol alias pickup yang biasa dipakai mengangkut rajakaya. Hiasan di mobil brondol yang dipilihkan untuk anak-anak Ikhwan juga lebih menarik dan udah dipersiapkan malemnya. Sedangkan yang kami naik didadak.

Ditandai dengan adanya palang lumayan tinggi di sisi kanan-kiri. Karena Aq yang mendampingi mereka jadi Aq beritahu kalau mereka bisa berdiri nantinya. Palangnya bisa untuk pegangan.


Lumayan jauh juga perjalanannya bila dilihat dari penelusuran Google Maps di aplikasi Foto. 


Justru di sepanjang perjalanan malah dipakai nangkring oleh anak-anak.

yang nangkring di atas dah terlihat nyaman kayaknya 🤔


Ingin melarang, kok tidak tega karena kalau tidak berdiri tidak akan bisa melihat pemandangan luar. Di lain sisi perbuatan itu riskan. Penuh bahaya.

Namun begitu Aq ikutan nangkring berdiri di sisi paling belakang. Mancat dingklik yang semula untuk duduk dan ganjal barang biar tidak goyah. Mengabaikan di bawah kakiku disimpan banyak makanan. Bekal konsumsi nantinya. Kadang memang ada harga yang harus dibayar, kan?!

Sensasinya luar biasa!

Pas seperti lirik 'Tiba-tiba Aku melayang..' lagu Quinn Salman yang lagi viral di aplikasi TikTok.



Tiap ada kelokan apa turunan pada bersorak. Balon hiasan yang pecah pada berseru.

Sepanjang perjalanan spontanitas aja ngikutin musik yang mereka dengar dari record mobil pawai lainnya.


Mereka antusias live perform.


Aq akan protes kalau lagu yang didendangkan lagu dewasa.


'Ya ampun! Bocil kok lagunya patah hati???'

>_<




Karena Live Perform anak-anak mulai ngeluh capek dan nanya terus udah sampai apa belum.
Selubung kain merah-putih yang sekaligus jadi hiasan dibentangkan untuk menutup dari panas. 
Wali santri yang ngikutin dari belakang bertanya-tanya. Memberi semangat tapi Kami memilih istirahat.


Cuman leyeh-leyeh sebentar.
Udah mulai pada nangkring kembali.
Ada yang nyeletuk kalo pipis gimana?

Yang lain jawab kalo bisa di tegalan.

'Ih! Ada Uler!'

'Di Kali gimana? Di Papringan? Gatel kena lugut!'


Aq ikutan nakutin, sih. Soalnya memang nggak pada kebelet. Aq juga was-was kalo memang darurat maka kita minta terpaksa berhenti. Nyatanya tidak.

Suasana teralihkan begitu sampai di lokasi terakhir.

Eh!?

Ada skenario yang Aq buat untuk mengabadikan momennya. Cek aja di IG -> @youandwed


Acara pesta kebun yang istilah tepatnya 'pesta lapangan ' sedangkan kebon yang sebenarnya di sisi kanan -kiri lapangan.

Asyik!




Semua makan bagian masing-masing sedang Aq milih makan arem-arem aja. Biasa kalau ada acara makan apapun jadi ampang. Nggak enak!



Menyenangkan kata anak-anak dan pengin ada acara kayak gitu lagi.

Tapi bagiku enggak lah.. jangan lagi.. lagi..!!!

Kenapa?

Nanya diri sendiri 

Padahal judulnya 'Pawai Ta'aruf '

Apa karena waktu itu tidak ada kenalan?

Eits?!



*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah perhatian untuk blog ini
Semoga Bermanfaat...
Terima kasih atas kunjungannnya...